November 9, 2014

TULISAN 2 PSIKOLOGI MANAJEMEN

KASUS SEMANGAT KERJA

 Tanggapan:
Menurut pendapat saya, Riswana memang pantas menjadi juara karena ia memiliki motivasi yang tinggi. Bermula dari kegemarannya bermain biola, ia terus berlatih untuk menjadi violist yang handal dan pada akhirnya memenangi juara 1 dalam ajang pencarian bakat. Pengorbanan waktu dan lainnya kini berubah menjadi kepuasan yang sangat luar biasa karena ia memperoleh uang tunai sebesar Rp 150 juta.
Ia memiliki sikap positif terhadap apa yang ia sukai. Dukungan dari orang terdekat dan juga masyarakat yang menyukai penampilan Riswana pun menjadikannya salah satu faktor yang dapat membuat Riswana  termotivasi dan semakin bersemangat untuk terus berjuang menjadi pemenang.

TUGAS 2 PSIKOLOGI MANAJEMEN







PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN 
A.    Definisi Pengorganisasian
Menurut G. R. Terry pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Sedangkan menurut S. P. Hasibuan pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut.
                                                                                                               
B.     Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Salah satu fungsi manajemen adalah mengetahui pengorganisasian yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena dengan pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi, baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainya suatu tujuan.
Pemahaman tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen akan memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut agar secara terus menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

ACTUATING DALAM MANAJEMEN
A.    Definisi Actuating
Menurut G. R. Terry actuating adalah usaha untuk menempatkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan, oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut.

B.     Pentingnya Actuating
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pergerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia pada pelaksanaan tugas.
Semua sumber daya manusia yang ada harus di optimalkan untuk mencapai visi, misi, dan program kerja organisasi. Setiap sumber daya manusia harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing sumber daya manusia untuk mencapai visi, misi, dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

C.    Prinsip Actuating
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
Ada beberapa prinsip yang dilakukan pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan, yaitu:
1.      Prinsip mengarah kepada tujuan
2.      Prinsip keharmonisan dengan tujuan
3.      Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip diatas.

MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
A.    Definisi Controlling
Menurut Harold Koontz, controlling adalah pengukuran dan koreksi kinerja kerja dalam rangka untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana yang dirancang untuk mencapainya tercapai.
Sedangkan menurut G. R. Terry, controlling adalah untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa adanya yang melenceng dari rencana.

B.     Langkah-Langkah Dalam Kontrol
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasan manajerial, yaitu:
1.            Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai oleh staff atau organisasi
2.            Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolak ukur
3.  Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya dan menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-langkah intevensi

C.    Kontrol Sebagai Fungsi Manajemen
Pengawasan, controlling, atau pengendalian adalah satu diantara beberapa fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

MOTIVASI
A.    Definisi Motivasi
Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Deikme, 2013) motivasi merupakan proses psikologis yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan.
Sedangkan menurut Robbins (dalam Sari, Muis, & Hamid) motivasi adalah kemauan untuk memberikan upaya lebih untuk meraih tujuan organisasi yang disebabkan oleh kemauan untuk memuaskan kebutuhan individual.

B.     Definisi Motivasi Kerja
Menurut Anoraga (dalam Koesindratmono & Septarini, 2011) motivasi kerja merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja.
Sedangkan menurut George dan Jones (dalam Tania & Sutanto, 2013) motivasi kerja adalah semangat kerja yang ada pada karyawan yang membuat karyawan tersebut dapat bekerja untuk mencapai tujuan tertentu.

C.    Teori-Teori Motivasi
Menurut Campbell (dalam Wagimo & Ancok) teori motivasi terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
1.      Teori Kebutuhan (Need Theories)
Teori kebutuhan memusatkan perhatian pada faktor-faktor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku. Teori ini menekankan pentingnya pengertian akan faktor-faktor internal individu, kebutuhan otomotif, yang menyebabkan seseorang memilih kegiatan, cara dan perilaku tertentu untuk memuaskan kebutuhan yang dirasakan. Beberapa ahli yang mengemukakan pandangannya mengenai teori ini adalah Abraham Maslow, Clayton Alderfer, Frederick Herzberg, David McClelland, Douglas McGregor.
2.      Teori Proses (Process Theories)
Teori proses menjelaskan dan menganalisa bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan, dan dihentikan. Teori ini menekankan pada penyebab adanya motivasi atau usaha dan lebih penting lagi adalah hubunngan antar satu dengan yang lain. Beberapa ahli yang mengemukakan teori ini adalah Victor Vroom, B. F. Skinner, E. Locke, dan J. Stacy Adam.

KEPUASAN KERJA
A.    Definisi Kepuasan Kerja
Menurut Robbins dan Judge (dalam Tania & Sutanto, 2013) kepuasan kerja adalah perasaan positif pada suatu pekerjaan yang merupakan dampak atau hasil evaluasi dari berbagai aspek pekerjaan tersebut.
Sedangkan menurut Sofyandi dan Garniwa (dalam Prasetya, Handayani, & Purbandari, 2013) kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang dalam menghadapi pekerjaannya, seseorang yang tinggi kepuasan kerjanya memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sedangkan seseorang yang tidak memperoleh kepuasan di dalam pekerjaannya memiliki sikap yang negatif terhadap pekerjaannya.

B.     Aspek-Aspek Kepuasan Kerja
As’ad (dalamKingkin, Rosyid, & Arjanggi) mengemukakan aspek-aspek kepuasan kerja adalah:
1.      Aspek Psikologik
Aspek psikologik berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan.
2.      Aspek Sosial
Aspek sosial berhubungan dengan intetraksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
3.      Aspek Fisik
Aspek fisik berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja, pengaturan waktu kerja, perlengkapan kerja, dan kondisi kesehatan karyawan.
4.      Aspek Finansial
Aspek finansial berhubungan dengan kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, fasilitas, promosi, dan macam-macam tunjangan.

C.    Faktor Penentu Kepuasan Kerja
Menurut Spector (dalam Laksmi & Hadi, 2012) terdapat tiga faktor yang dapat menentukan kepuasan kerja seseorang, yaitu:
1.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari karakteristik pekerjaan dan gaji.
2.      Faktor Personal
Faktor personal terdiri dari perbedaan usia, gender, kepribadian, dan perbedaan budaya.
3.      Faktor Interaksionis
Faktor interaksionis merupakan faktor yang paling menentukan kepuasan kerja yang berasal dari gabungan atau interaksi dari faktor lingkunngan dan personal.


DAFTAR PUSTAKA

Deikme, P. (2013). Motivasi kerja dan budaya organisasi pengaruhnya terhadap kinerja pegawai bagian keuangan SEKDA Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Jurnal EMBA, 1, 981.
Kingkin. P., Rosyid. H.F., Arjanggi. R. Kepuasan kerja dan masa kerja sebagai prediktor komitmen organisasi pada karyawan PT. Royal Korindah di Purbalingga. Jurnal Proyeksi, 5, 20.
Koesindratmono. F., Septarini. B.G. (2011). Hubungan antara masa kerja dengan pemberdayaan psikologis pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero). Jurnal INSAN, 13, 51.
Laksmi. N. A. P., Hadi. C. (2012). Hubungan antara konflik peran ganda (work family conflict) dengan kepuasan kerja pada karyawati bagian produksi PT. X. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 1, 127.
Prasetya. V., Handayani. D., Purbandari. T. (2013). Peran kepuasan kerja, self esteem, self efficacy terhadap kinerja individual. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntans, 1, 60.
Sari. R., Muis. M., Hamid. N. (2012). Pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan stress kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Syariah Mandiri kantor cabang Makassar. Jurnal Analisis, 1, 88.
Tania, A., Sutanto, E.M. (2013). Pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional karyawan PT. DAI KNIFE di Surabaya. Jurnal Agora, 1, 2.
Wagimo, Ancok. D. Hubungan kepemimpinan tranformasional dan transaksional dengan motivasi bawahan di militer. Jurnal Psikologi, 32, 115.