PERBEDAAN PSIKOTERAPI DAN KONSELING
Menurut
Brammer dan Shostrom (dalam Gunarsa, S. D., 2007) perbedaan antara konseling dan
psikoterapi adalah:
NO
|
KONSELING
|
PSIKOTERAPI
|
1
|
Educational
|
Supportive
(dalam keadaan krisis)
|
2
|
Vocational
|
Reconstructive
|
3
|
Supportive
|
Depth Emphasis
|
4
|
Situational
|
Analytical
|
5
|
Problem Solving
|
Focus on the
Past
|
6
|
Conscious
Awareness
|
Neurotics
|
7
|
Normal
|
Other Severe
Emotional Problems
|
8
|
Present-time
|
Long-term
|
9
|
Short-term
|
Sedangkan
perbedaan konseling dan psikoterapi menurut kesimpulan dari Pallone (1977) dan
Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983) (dalam Gunarsa,
S. D., 2007) sebagai berikut:
NO
|
KONSELING
|
PSIKOTERAPI
|
1
|
Untuk Klien
|
Untuk Pasien
|
2
|
Gangguan yang
Kurang Serius
|
Gangguan yang
Serius
|
3
|
Masalah Jabatan;
Pendidikan
|
Masalah Kepribadian
dan Pengambilan Keputusan
|
4
|
Berhubungan dengan
Pencegahan
|
Berhubungan dengan
Penyembuhan
|
5
|
Lingkungan Pendidikan
dan Non Medis
|
Lingkungan Medis
|
6
|
Berhubungan dengan
Kesadaran
|
Berhubungan dengan
Ketidaksadaran
|
7
|
Metode Pendidikan
|
Metode Penyembuhan
|
BENTUK UTAMA DARI TERAPI
Psikoterapi
menurut Phares (dalam Markam 2007) dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu
menurut taraf kedalamannya dan menurut tujuannya. Menurut kedalamannya
dibedakan menjadi:
1. Psikoterapi Supportive, bertujuan
untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi
dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada
dalam alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau akan “dibongkar”
ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian
dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada
klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya.
2. Psikoterapi
Reeducative, bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien
agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Terapis mengajak klien atau pasien untuk
mengkaji ulang keyakinan kilen, mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan
diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya.
Terapis tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak
terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis reedukatif ini biasanya yang
terjadi dalam konseling.
3. Psikoterapi Reconstructive, bertujuan
untuk mengubah seluruh kepribadian pasien/klien, dengan menggali ketidaksadaran
klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, member pemahaman akan
adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan
dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya berlangsung intensif dalam waktu
yang sangat lama.
Referensi:
Gunarsa, Singgih D.(1996).Konseling
dan Psikoterapi.Jakarta: BPK Gunung Mulia
Markam, S.L.S., Sumarmo.(2007).Pengantar Psikologi
Klinis.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)