HYBRID MICRO THERMOELECTRIC GENERATOR
Mahasiswa Universitas Brawijaya (Rahmad Ananta, Dessy Lina Rachmawati dan Rifka Fahriza
Jauhari) berhasil menciptakan
energi alternatif memanfaatkan perbedaan suhu udara. Temuan mengacu pada sistem
kerja dispencer ini diberi nama Hybrid Micro Thermoelectric Generator. Hybrid
Micro Thermoelectric Generator adalah sejenis pembangkit listrik yang
dihasilkan lebih dari satu sumber yang memanfaatkan perbedaan suhu udara dingin
dan panas. Untuk menciptakan sebuah energi listrik memerlukan suhu panas dan
dingin dengan perbandingan 1:2. Jika suhu dinginnya 60 derajat celcius,
maka suhu panasnya berkisar 30 derajat celcius, atau bisa juga sebaliknya.
Hybrid Micro Thermoelectric Generator juga bisa memanfaatkan perbandingan suhu
di dalam dan di luar rumah. Sumber suhu yang lain juga bisa didapat melalui air
panas, air dingin, es, geyser atau salju. Pada suatu daerah yang
mempunyai suhu ekstrem, seperti di daerah kutub dan padang pasir alat Hybrid
Micro Thermoelectric masih bisa digunakan selama ada selisih perbedaan suhu.
Sumber energi listrik yang dihasilkan oleh Hybrid Micro Thermoelectric Generator,
berasal dari suatu lempeng yang bernama Elemen Peltier. Elemen Peltier
itulah yang nantinya mentransmisikan suhu dingin dan panas menjadi suatu energi
listrik. Satu lempeng elemen bisa menampung minimal 12 Volt Ampere
hingga maksimal 80 Volt
Ampere.
Dengan pola kerja seperti itu, Hybrid Micro Thermoelectric
Generator juga bisa digunakan untuk kebutuhan energi listrik besar, seperti
menggerakkan mesin industri. Sehingga dapat menggantikan energi listrik
yang lainnya.
Karena keunggulan yang dimliki Hybrid Micro Thermoelectric
Generator, maka ketiga mahasiswa FT UB tersebut berinisiatif untuk segera
mematenkannya.
No comments:
Post a Comment